Skip to main content

Absurditas Malam

Kalian berdua ini kenapa? Apa yang kalian pikirkan? Segala macam hal remeh temeh selalu kalian perbincangkan, tidak adakah persoalan yang lebih penting ketimbang menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali? Tidakkah kalian bosan?
.

Jadi, kita itu apa?
Yaaa tinggal jawab bahwa kita itu adalah manusia yang hidup di bumi untuk melaksanakan kepercayaan dan keyakinan agar hidup menjadi damai dan manfaat selama bertemu dengan makhluk lainnya yang juga hidup bersama di bumi.
Kau ingin yang seperti apa?
Diam kau melulu! Memang benar menjawab pertanyaan itu mudah, yang sulit adalah membuat jawaban itu menjadi benar! Kau ingin jawabanmu benar, setidaknya di mata kau sendiri lalu kemudian di matanya. Lantas kebenaran itu apa? Itu kan subjektif! Kalau menurut kamu benar tapi menurutnya salah atau sebaliknya, bagaimana? Apa itu pantas disebut kebenaran?
Jadi, kita itu apa?
Yaaa tinggal jawab bahwa kita itu adalah manusia yang mencari kebenaran. Dan akan terus mencarinya. Karena setiap manusia dilahirkan dengan rasa penasaran yang tinggi, kalaupun tidak tercapai rasa itu, maka akan memanipulasinya dengan imajinasi yang menarik dan menyenangkan.
Sekarang, bagaimana aku merasa pantas kepadamu?
Sejatinya setiap manusia tidak pernah pentas dalam berpasangan. Mereka saling melengkapi untuk menutupi kekurangan dari masing-masing diri. Mereka berusaha mencapai cita-cita kebahagiaan untuk terus merasa nyaman berada di bumi.
Lalu, apakah aku mencintaimu?
Kalian selalu berputar-putar dalam berpikir. Bagaimana kalian mengetahui apa yang diniati dari diri seseorang lainnya. Apakah dari kalian ada yang bisa membaca pikiran dan mengetahui masa depan? Nyatanya seluruh pasangan di dunia adalah usaha-usaha untuk berbohong dalam mencintai. Mereka pastilah egois karena lebih mencintai dirinya masing-masing. Tapi berani sekali untuk bilang bahwa mereka mencintai kekasihnya.
Jadi, kita itu apa?
Yaaa tinggal jawab bahwa kita itu manusia yang berusaha untuk saling mencintai. Dimulai dari diri sendiri, Tuhan, dan terakhir kepada orang lain.
.
Lalu kenapa aku masih di sini melihat percakapan macam itu? Memerhatikannya dan bahkan ikut campur ke dalamnya? Apa aku juga bagian dari remeh temeh tersebut? Karena aku merasa terpanggil untuk mengikutinya? Jadi, siapakah yang sungguh mengatur kita? Kalian diatur, akupun juga!
.

Ch 14-05-2017

Comments