Semalam barusan ketika aku
selesai membeli nasi goreng yang kata orang-orang enak, aku pergi menuju UKM
Barat, tempat aku dan rekan organisasiku akan mengadakan rapat mingguan. Aku ke
sana naik motor bebek yang sering dihina teman-temanku, katanya untuk mengangkat
galon lah, motor orang-orang gondrong lah, motor tidak menarik untuk diajak
mengantar dan menjemput pacar lah, dan semisalnya. Aku sudah menyalakan lampu
sein ke arah kiri, lajuku di perlambat, aku bersiap untuk belok ke arah kiri,
masuk ke komplek UKM, namun tiba-tiba secara mendadak datang pengendara motor
bajingan dari arah belakang sebelah kiri dan berusaha menyalipku. BRAKKK!!! Terjadilah
serempetan! Aku teriak keras-keras kata “GOBLOK!” di dalam hati.
Aku jatuh, tapi tidak terlalu
parah, hanya jempolku yang tergores dan menyebabkan bengkak, si pengendara
tersebut aku lihat kakiknya sudah tertindih motor matic putihnya. Aku bingung
harus berbuat apa. Oke kalau begitu, aku selamatkan motorku dulu, aku dirikan. Teman-teman
yang lain dari UKM Barat datang menghampiri kami yang baru saja melakukan
atraksi “serempet maknyus!” mereka membantu mengangkat motor orang yang
menyerempetku.
Dia mengerang kesakitan. “duuuh, kaki
saya” jeritnya. Mereka segera menolongnya dengan sigap, ia didudukan. Maksudku,
ia dibuat duduk, bukan diduduki secara ramai-ramai oleh saya dan teman-teman
saya, meskipun ingin sekali melakukannya. Mereka menginterogasi orang itu,
katanya ia mau ke Cileles, katanya rumahnya di Rancaekek, katanya minta diantar
ke tukang pijit saja, katanya kaki saya sakit, tidak bisa digerakkan. Tapi ketika
mereka meminta untuk melepas helm dan buff, ia menolaknya. Ah mungkin mulut dia
bau, jadi dia malu. Atau mungkin kepala dia botok, kumis dia gondrong, jadi
sungkan.
Beberapa menit, datang teman dari
UKM Kempo, ia sempat bertanya-tanya juga, baik dari kronologis ataupun dari si
orang bajingan itu. Oke baiklah, singkat cerita, aku sudah kelaparan ingin mau
makan nasi goreng yang baru saja aku beli dan mengikuti rapat. Setelah beberapa
negosiasi pertolongan, orang itu dibawa naik ke mobil teman senior aku dari UKM
tetangga. Setelah dinaikan dan juga dilepas helmnya serta buff, teman Kempoku
mencium aroma najis menjijikan. Iya mulut dia bau! Bau minuman keras semacam
intisari. Nah! Ini kenapa dari tadi aku bilang kalau orang ini bangsat. Nanti akan
muncul kata lain lagi yang lebih bangsat. Tunggu saja.
Teman kempoku kesal dan menendang
motor orang itu, aku bertanya kenapa? Dan temanku jawab “mabok dia!” Aku
kembali teriak keras-keras “GOBLOKKK!!!” tapi masih di dalam hati. Biasa, jaga
imej sebagai mahasiswa. Tidak boleh berkata kasar. Hehehe. Ada semacam
perundingan yang dibuat, mau langsung dibawa ke Rancaekek, atau Klinik
Pajajaran, atau Polsek? Tapi kami memutuskan dibawa ke pos satpam dulu saja.
Sampai di pos, kami kembali diinterogasi,
aku berulang lagi menceritakan kejadian itu. Kejadian ngehe yang seharusnya
tidak diperlukan amat untuk menyadarkan pemabuk bajingan itu. Penjaga pos
satpam menelpon komandan satpamnya. Ujug-ujug tidak terlalu lama menunggu,
datang sang komandan, meminta cerita kejadian itu lagi. Rasanya ingin aku rekam
suaraku dan nanti kusetel pada siapa saja yang bertanya kepadaku. Heuh! Mereka ngobrol-ngobrol
tapi tidak sampai ngobel ngobel, karena itu menjijikan, apalagi kalau sedang
mabuk. Cuih! Teman kempoku diminta untuk membawa motor yang sedari tadi
kejadian itu ditinggal di UKM Barat. Okelah, aku antar juga. Kami mengambil
motornya, dan dibawa lagi ke pos satpam.
Sampai disana, aku mendapat
berita baru, bahwa orang yang mabuk dan naik motor, dan masuk kawasan
pendidikan, dan yang menabrak mahasiswa, dan yang minta-minta tolong itu adalah
petugas satpam kampus juga!!! Bagaimana? Setelah mendengar itu, kata kasar apa
yang ingin kalian keluarkan? Oke, aku punya satu! QONTLOOOOOOOOOOOOO!!!!!
Sudahlah, setelah semua kejadian
itu dan berita mengejutkan seperti judul berita clickbait, orang petugas pemabuk
bajingan qontlo itu diantarkan ke rumahnya. Kurang baik apa kita sebagai
mahasiswa?
Akhirnya aku makan nasi goreng
yang kubeli tadi, hmm rasanya memang enak. Lalu nasi-nasi itu membuat aku untuk berpikir.
.
Dalam hal ini, apakah orang
qontlo itu diutus oleh Tuhan untuk menyadarkan aku bahwa aku harus lebih rajin
lagi dalam beribadah dan mengasihi sesama manusia dan sekitar dan sesuatu
lainnya yang biasanya disangkut-pautkan setelah bencana menimpa alias
cocokologi. Ataukah, aku adalah utusan Tuhan untuk sengaja belok kiri, lalu
orang itu datang dan menyerempetku lalu sakit kaki dan mudah-mudahan sakit
beneran, guna menyadarkan dia yang sedang mabuk dan membawa motor, lalu juga
sebagai cara supaya dia bertobat dan tida mabu mabu lagi karena sudah
dicontohkan barusan kalau mabu nanti kecelakaan.
Lalu perihal minuman keras. Aku masih
bingung dengan sikap pemerintah yang melegalkan minuman keras tetapi melarang
ganja. Ini contoh bukti kalau minuman keras itu menyusahkan orang-orang dan
merugikan diri sendiri dan orang lain. Atau kalau mu dilegalkan keduanya, yaa
jangan tolol, jangan bego-bego amat atau keliatan noraknya pas lagi mabuk. Kata
halusnya, tida usa rusu!!!! Qontlo.
Ya itu hak dia untuk minum-minum
setelah makan-makan, sah-sah saja, ASAL jangan nyusahin orang lain! Urus diri
lu sendiri tahik! Mabuk lu norak. Ah elah jadi kesel gua.
.
Udah ah gitu aja cerita semalem
gua akhirnya diserempet motor setelah beberapa kali sebelumnya nyaris dengan
motor lainnya hahahahaha. Tapi tetep gue ga salah. Gue udah ngikutin peraturan
soalnya. Udah gitu aja. Bye!
Comments
Post a Comment