Skip to main content

Perihal Bunuh Diri

Sudah jelas ada di Al-Quran dan Hadist yang menerangkan tentang larangan bunuh diri bagi umat muslim. Bahwa, kelakuan seperti itu dilaknat oleh Allah, apabila melakukannya akan dimasukkan ke dalam Neraka, dan nanti di Neraka akan disiksa dengan perbuatannya sendiri, kalau mati bunuh diri dengan menjerat lehernya dengan tali, maka di Neraka akan disiksa sedemikan itu jeratan tali dan berulang. Kalau mati bunuh diri dengan menabrakkan diri ke kendaraan, maka akan disiksa seperti itu berulang-ulang kali, jika mati bunuh diri dengan menyayat nadi, maka akan begitu juga di Neraka nanti.

Setiap manusia pasti akan mati, dalil itu adalah berupa upaya penyemangatan kita dalam beribadah, dan jangan terlalu memikirkan duniawi. Tidak ada yang tahu tentang kematian, tapi tahu kepastian mati itu ada nyatanya. Dan, ketika kita tidak mengetahui bagaimana matinya diri seseorang, bunuh diri adalah hal yang diketahui. Allah maha mengetahui.

Ada banyak berita manusia dianiaya sedemikian rupa, diburu, disiksa, sakit, bencana, dan segala bentuk upaya mematikan manusia tersebut, namun apabila memang Allah masih menyanggupi usia mereka untuk terus berada di dunia, maka selamatlah dia dan dapat melanjutkan hidupnya tentu untuk beberapa saat saja.

Dan ada juga banyak berita mendadak bahwa orang tersebut kemarin masih sehat-sehat saja, tidak ada gejala kematian, tidak juga penderitaan yang menyakitkan, namun ketika paginya, malamnya, esoknya, dia sudah tiada. Mati. Tentu itu dengan izin dan kuasa Allah.

Namun, itu akan membingungkan dan menjadi paradoks. Lalu bagaimana dengan bunuh diri itu sendiri? Bukankah Allah juga sudah mengetahui dan menggariskan kematian seluruh manusia di dunia ini. Jika memang Allah membuat kematian seseorang dengan bunuh diri, bukankah memang itu prosesnya? Kemudian bila kita berusaha untuk melarangnya dan menyalahkannya, bukankah itu berarti kita juga melarang kehendak Allah? Yaitu untuk mematikan satu manusia dengan cara bunuh diri.

Urusan kematian adalah urusan kita atau Tuhan? Kita sekaligus bisa mematikan diri kita, yaitu dengan bunuh diri yang pastinya dengan berbagai cara dan “persetujuan Tuhan”, dan Allah pastinya bisa dengan mudah mematikan diri seseorang.

Pikiran macam ini hanya terlintas ketika saya melihat kejadian bunuh diri. Maafkan bila saya berpikir berlebihan dan banyak bertanya. Tapi bukankah itu ciri manusia untuk berkembang dan mengetahui sesuatu?

Ringkas saya, marilah kita menghadapi kematian dengan apa yang sudah digarisi Allah, dan tentu dengan persetujuan Allah. Bunuh diri itu menyakitkan, baik kepada diri kita sendiri ataupun ke orang-orang sekitar dan yang menyangi diri kita. Lagi pula, bukankah kita menginginkan kehendak Tuhan agar mematikan kita, dan janganlah keegoisan kita untuk ingin menyaingi Tuhan yang bisa mematikan manusia. Biarlah itu terjadi, perlahan.

.

Ch 04-10-2017

Comments