Skip to main content

Kalo Saya Jadi HRD


Ketika saya lihat cukup banyak cuitan tentang bagaimana HRD bersikap terhadap kandidat, bagaimana menjalani tes wawancara waw waw waw, bagaimana kiat-kiat agar dilirik HRD, bagaimana HRD menyortir CV-CV yang kayak tai, dan berbagai macam bagaimana lainnya tentang perekrutan karyawan di sebuah perusahaan, saya berpikir: “apakah selalu begitu?” “apakah itu cara-cara terbaik yang harus dilakukan?” “apa respon setiap HRD selalu sama?” dan pikiran-pikiran aneh lainnya yang kalau dipikirkan terus saya akan menjadi filsuf, kemudian membuat cafeshop dengan nama filosofi interview.

Khayalan saya tak tahan ingin keluar, seperti dendeng, kawin harus dibayar tunai! Maka lahirlah pada hari ini khayalan saya kalau saya jadi HRD Manager.

Pertama, saya akan menggocek semua kandidat. Bagaimanakah caranya, sahabat? Jelas dengan pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan saya lontarkan. Semisal, “apakah saudara tahu buah lontar kalau dilontarkan akan terlontar?” Kalau dia jawab: “anak kali ah terlontar!” Maka dengan segera saya akan menyalami dia kemudian memberikan golden ticket. Selamat!

Saya, saat sebagai HRD Manager, pasti akan banyak observasi ke thread-thread Twitter, forum diskusi Kaskus, dan WA-WA tim pemenangan Prabowo-Sandi, kiranya apa saja yang nantinya bisa saya jadikan acuan untuk tanya jawab dengan kandidiat, pertanyaan apa yang akan diberikan oleh kandidat (maloe donk kalo gabisa jawab), dan membuat kandidat menjadi bingung. Ya! Tujuan saya untuk mewawancarai kandidat adalah dengan membuat mereka bingung. Karena dalam fase-fase bingung, muncul sifat bloon yang tidak pernah dilakukan sebelumnya di depan orang, apalagi seorang manajer seperti saya. (amiin ya Allah)

Pertanyaan lainnya dapat berupa: “Sekarang gini deh bos! Kalo Armadilo ketemu sama Armadigue terus jalan bareng-bareng, apakah akan jadi armadipacar?” Semoga dijawabnya “ciee bisa aje nanas busuk, ayok daah” contoh pertanyaan di atas adalah selain membuat bingung, tapi juga membuat grogi. Atau contoh lain seperti: “Mba, maaf, saya lagi males wawancara orang, sampeyan aja deh yang wawancara saya” pertanyaan tersebut mengasah kreatifitas sang kandidat, bagaimana cara dia berpikir cepat, sopan terhadap atasan, dan memahami pengetahuan tentang saya dan perusahaan. Stok pertanyaan lain adalah: “Kalau mandi tidak basah, tidur tidak merem, dan berak mencret, pertanda apakah itu?” Pertanyaan tersebut, selain membuat kandidat sangat bingung dan merasa aneh dengan pikiran “nih bener ga sih dia jadi manajer”, juga akan membuat dia berpikir keras, keras, keras sekali sampai berak sekebon, dan membuat dia menyentuh ujung terdalam otak dan hatinya untuk menjawab.

WOW, bukan? Begitulah saya.

Kedua, saya akan memberikan kalimat pembuka. Contoh: “Heh! Kamu ini! Saya itu!” (sambil melotot melihat pusar saya sendiri), kalau respon dia adalah hehe, maaf pak?, kenapa?, ha?, sudah pasti akan saya tendang langsung ke luar. Tapi kalau dia balas seperti: “hehe, bapak itu, saya ini, hehe” saya akan bilang, yak, selamat anda lulus tes wawancara. Karena, di saat-saat seperti itu, tidak mudah untuk berusaha tenang dan bahagia. Bayangkan, awal wawancara saja sudah digituin, apalagi udah kerja, ya begono.

Ketiga, setelah mereka berusaha mengirim CV, saya meminta mereka untuk mengirim juga surat lamaran kepada pacar tercinta dengan kondisi sang pacar sudah menikah dengan orang lain jalan 4 tahun, mengirim doa-doa serta puji syukur kepada Tuhannya masing-masing, dan juga mengirim bom panci ke alamat perusahaan saya. Kalau yang terakhir dia benar-benar lakukan, langsung saya penjarakan! Belum diwawancara aja udah berani ngebom-ngebom. Mengganggu ketertiban dan kedamaian umum.

Pastinya, kalau dia hanya mengirim CV, tanpa subjek email dan cover letter, langsung saya blacklist dari perusahaan saya dan saya sebar ke group WA-PerusahaanKerenInternasional dan kasih caption fitnah dan kebencian ke orang tersebut bahwa orang tersebut adalah pendukung Firaun kafir laknat yang sombong dan ingin jadi Tuhan.

Keempat, kriteria yang saya inginkan untuk menjadi karyawan di perusahaan ini sebenarnya simpel sekali. Pendaftar adalah pengangguran sejati dengan dibuktikan foto di pagi hari bersama kopi, samsu, dan sambil scroll timeline Facebook. Kemudian, menghayati, memahami, dan mendalami lirik lagu Tepuk Anak Soleh bagi yang beragama Islam, bagi yang Atheist, dilarang pamer-pamer sok iye kalo dirinya tak bertuhan, kalo yang Pagan diharapkan membawa api saat datang wawancara. Lalu, harap menyertakan pantun 12 bait, perbaitnya 12 baris, perbarisnya 12 silabel, dengan tema Kemerdakaan Bagi Nusa dan Bangsa untuk Kemajuan Kaum Kapitalis dan Borjuis. Yang terakhir tapi tidak terkahir deng, adalah bisa bahasa kadal! Setidaknya memahami apa yang dimaksud oleh kadal kalau dia bertemu dengan iguana.

Kelima, masa uji keaktifan dalam bekerja. Setelah berhasil melewati serangkaian seleksi, tes, dan wawancara, kandidat akan dipantau dengan sniper ketika bekerja. Perusahaan saya sangat melarang setiap karyawan yang menonton yutub Atta Halilintar ketika meeting, menonton drama Korea ketika pemaparan/presentasi hasil kerja, dan nyanyi dan berdansa K-pop pada saat kunjungan kerja dari Presiden. Dalam bekerja, karyawan akan selalu dinilai dengan sangat hati-hati, tidak gegabah, dan grasak-grusuk oleh tim penilai, termasuk saya sebagai pemimpinnya. Penilaian meliputi, kebersihan, kebahagiaan dalam bekerja, kerajinan (jam 7 udah di kantor aje), keaktifan dalam bertanya, absen 3x dianggap tidak mengikuti pekerjaan selama satu semester, nilai UAS 50%, UTS 30%, kehadiran 20%.

Hadeeeuuuhhh, udah ah cape mengkhayal mulu. Tapi emang ntar w bakal jadi manajer sihhh, yaaa seminimal-minimalnya itu lahhh, ntar paling mentok jadi yang punya perusahaan. Tapi ntar bingung lagi euy, perusahaan banyak juga yang bermasalah. Emang paling enak jadi Rafathar.
Daaahhh, love u all. Muaachhh.

Comments

  1. Coba pak interviewnya jam 3 pagi dan dikabarinnya jam 12 malem dah. Biar keliatan keseriusan dan kegigihan pelamar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saran anda boleh juga, akan saya pertimbangkan!

      Delete

Post a Comment