Skip to main content

Cerita Tentang Angin Pagi

Angin pagi sedari dulu sudah sering dicaci maki.
Kata mereka Angin itu hanya mampu membuat rumput bergoyang satu mili,
Bahkan menjatuhkan daun tua pun dia tak ahli.
Angin itu tak berarti bagi diri ini, dia lewat pun tak terasa sampai hati.
Musim hujan datang, Angin itu tak membawa senang.
Hanya keburukan yang dia pinang.

Pun dari angin Tornado juga selalu meremehkan,
Angin Pagi sepertimu takkan bisa sukses di masa depan.
Badai menambahkan,
Kalau kau terus seperti ini, tidak ada yg bisa dibanggakan.
Angin Muson Barat dan Timur, Angin Darat dan Laut, dan Angin Angin lainnya memberi perhatian,
Angin bodoh, pemalas, dan tak cakap sepertimu hanya menyusahkan.

Mungkin, sudah ribuan kali pukulan fisik maupun psikis dihadiahi kepadanya.
Membuat Angin Pagi tetap rendah dan selalu tak bisa.
Satu pun dukungan dan motivasi tak diterima,
Hanya penyiksaan yang selalu mendera.

Semua tabungan penderitaan dan kesakitan tersebut terus menumpuk dalam dirinya.
Ibarat gunung berapi aktif,
Angin Pagi hanya tinggal menunggu waktu yg tepat sebelum meledak memberi efek destruktif.
Entah kepada siapa, mungkin teman, keluarga, kekasihnya, atau penerusnya.

Bisa saja di tengah jalan Angin itu menyerah,
Memilih hilang dari dunia atau menyelesaikan perkataan mereka.
Penyelesaian itu dapat berupa kehancuran dan ketiadaan kepada yang memakinya, menghinanya, meremehkannya.
Tapi, untungnya angin itu masih berembus, meskipun tetap belum dirasa oleh sekitarnya.

Apa sekiranya yang bisa membuat angin pagi berubah menjadi manfaat bagi dirinya dan orang lain?
Aku pun tak tahu dan hanya bisa melihatnya dari balkon rumah.
Menunggu sesuatu yang nantinya akan bangkit dan punah.

Comments