Halo, setelah lama kosong menulis
di sini lagi karena kendala tidak ada waktu luang untuk “refreshing” otak,
hanya ada waktu untuk istirahat otak, akhirnya muncul ide baru di kepala saya. Kebetulan
cielah kebetulan, saya udah kerja di suatu tempat di Jakarta. Jadi setiap pagi
dan sore kepala saya mendadak jadi teko aer, mendidih karena banyak orang
goblok di jalan. Kemudian, saya coba untuk obervasi dan merangkum, bagaimana
tingkah laku, tabiat, makanan apa yang dikonsumsi, acara tv apa yang ditonton
oleh orang-orang yang ada di jalanan itu, kenapa sih kok bisa tingkat
kegoblokannya mengalahkan akun kegoblogan itu sendiri.
Untuk para pendatang baru yang
budiman, perlu diketahui, orang-orang jalanan Jakarta tidak akan kalian temukan
di kampung halaman kalian, karena kadar keunikan warga-wargi ini sungguh amat
tinggi, mengalahkan keunikan pola pikir Trump. Jadi, akan saya paparkan
beberapa poin yang seharusnya kalian lakukan dan jangan lakukan di Jakarta,
terutama jalanan kota pada pagi dan sore hari.
Poin 1: Trotoar milik umum!
Maksudnya di sini adalah benar
benar umum, siapapun bisa memakainya. Pengendara motor, pesepeda, pedagang kaki
lima, parkiran kantor, siapapun boleh. Termasuk bikin rumah semi permanen juga
gapapa, karena gubernur baru berpihak pada rakyat kecil, dan rakyat kecil tidak
boleh ditindas apalagi digusur. Tapi, hei kamu yang ingin jalan kaki, mikir
pake otak! Trotoar itu milik umum, bukan milik kalian yang ingin sok sehat
dengan jalan kaki jarak dekat atau jauh harga sama capek, panas, dan debu. Jadi
harap beri ruang bagi kami-kami yang ingin cepat sampai ke kantor, rumah, atau
apalah tempat tujuan kami.
Poin 2: Merah, Kuning, TINNN
MINGGIR LOE ANJING, Hijau.
Saat lampu merah, anda yang taat
peraturan berkendara dan setop di belakang garis harap hargai kami yang ingin
setop di depan lampu merah, kalau perlu di persimpangan jalan. Kalau kalian
masih diam juga di lampu merah saat lampu berwarna kuning, siap-siap kami
klakson sekencang-kencang dan selama-lamanya, karena otak kalian yang lemot itu
tidak bisa mikir kalau lampu kuning itu seharusnya sudah ngegas, biar pas lampu
hijau kendaraan kami sudah melaju 60km/jam! Kalian jangan berani-beraninya
melototin kami apalagi sengaja anteng diem di belakang garis, sono majuan gua
pengen lewat tolol!
Poin 3: Tegur, Labrak, Caci.
Kalian manusia imigran dari luar
kota, jangan berharap akan dapat senyum manis dari kami yang keluar rumah sudah
ganas mau bertarung di jalanan. Motor kena senggol, anda saya tampol! Seminimal-minimalnya
akan kami pelototin muka loe, kalau loe nantang, gue teriak “KENAPA? ADA YANG
SALAH?”, loe turun dari kendaraan, ayo kita baku hantam! Di jalanan tidak akan
kalian temukan orang saling senyum, salam, sapa! Apalagi kalian warga jelata
yang naik motor dan mobil murah nyicil, minggir pejabat tenot tenot mau lewat
dikawal polisi militer.
Poin 4: Kalau digoda, memang
pantas digoda.
Hey kaum betina, jangan marah
kalau kami suit-suit-manja-bisa-kali-nih-semalem-berape-neng. Kami para kucing
tidak akan mengeong kalau ikan asin tidak mampir depan mata kami. Anggap aja suat-suit
kami sebagai apresiasi khusus untuk lengkung tubuh indahmu yang aduhai bikin
kami kami ngaceng seketika membayangkan dirimu telentang di atas kasur kapuk
bau apek di kamar kami. Eh kalau pun para sampean mau bacot di twitter atau
sekalian bikin petisi di Change.org, akan susah juga penjarakan dan menjerakan
kami-kami ini, toh sebagian kaum jantan dan betina juga menyalahkan kalian kok.
Siapa suruh pake baju begitu, siapa suruh jalan sendiri, siapa suruh tidak ada
suami yang jagain, makanya nikah!
Poin 5: Gak usah pake kata-kata
usang macam Maaf, Tolong, Terima kasih.
Eh sorry, lu ngomong apa barusan?
Norak banget kata-katanya. Apaan tuh maaf? Hahaha emangnya sekarang hari
lebaran? Ngapain dah lu minta maaf kalau diulang lagi hahaha, mati ae sono. Itu
juga kata-kata tolong, kayak orang kampung aje lo. Ini kota metropolitan kali. Bilang
tolong udah kayak program tv di RCTI aje lo kwkwk. Gausah norak laaa. Minta aja
kayak biasa. Ini lagi, terima kasih terima kasih, udah kek kasir Indomaret. Lu bilang
makasih juga ga bakal gue bales sama-sama. Simpen aja makasih lu buat pacar
baru lu yang masih polos tapi udah lu ekap. Gausah lah lu orang-orang udik
nyebut-nyebut tiga kata di atas tersebut. Kalau pun mau nyebut, pake bahasa Inggris
lah! Haha kampoong!
Poin 6: Ngapain sih baca-baca
ini?
Nih anda-anda yang lagi baca ini
ngapain sih? Mending baca komentar IG atau Facebook lebih seru. Disuruh baca
buku mah pasti males, mending baca headline news portal berita online yang bisa
disunting-sunting via javascript. Abis itu bisa upload ke medsos kita kan,
YAAMPUN INI KENAPA KOK BISA GINI, ASTAGAH. Udah tahu kemampuan literasi
masyarakat kita sangat minim, eh anak muda lulusan sastra masih
semangat-semangat aja mau jadi penulis, penyair, pujangga. Ngapaiiiiinnnnnn,
mending jadi youtuber bikin video kontroversi abis itu klarifikasi lumayan
pasang ads duit ngalir teros berak ah peler.
-
Udah ah. Bisa darah tinggi mikir
yang kayak gini-gini. Yang jelas jauhi daging merah, bibir merah, lampu merah, bendera
merah, semua yang merah-merah karena itu kiri laknat mati masuk neraka. Tabik!
Comments
Post a Comment